Pihak SDN Lowokwaru 3 Kota Malang akhirnya buka suara terkait kasus penyetruman oleh kepala sekolah kepada empat siswanya. Diketahui, kepala sekolah melakukan hal itu untuk melatih konsentrasi siswa.
"Sebetulnya niat kepala sekolah supaya fokus dan melatih konsentrasi. Bukan berniat menghukum," kata Ketua Komite SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Totok Edhi Sucipto, kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2017).
Ia menjelaskan, alat setrum yang digunakan sebagai terapi listrik itu merupakan buatan kepala sekolah sendiri.
Alat itu terdiri dari kabel dan kardus yang dijadikan papan kecil untuk mengalirkan listrik ke tubuh siswa. Selain itu juga ada tespen untuk mengukur tegangan yang mengalir ke dalam tubuh siswa.
"Alatnya buat sendiri. Dari kardus dan kabel-lah," katanya.
Totok tidak bisa memastikan besaran tegangan listrik yang ada pada papan itu. Namun, sebelum digunakan kepada siswa, alat itu sudah terlebih dahulu diuji cobakan kepada sejumlah guru di sekolah tersebut.
"Ada beberapa guru yang sudah pernah dilakukan. Tidak ada masalah. Aman tidak ada masalah," katanya.
Menurut dia, masalah penyetruman itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan antara pihak sekolah dan wali siswa. Sebab, siswa korban penyetruman itu sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional.
"Intinya wali murid sudah tidak mempermasalahkan," katanya.
Sebelumnya, RA salah satu siswa di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya, Tjipto Yhuwono. Didampingi orangtuanya, Anita, RA mengatakan penyetruman itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu, bahkan mimisan.
Penyetruman terjadi pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu dan berlangsung sekitar tiga menit. Ada empat siswa yang disetrum. Selain RA, juga ada MK, MZ dan MA yang mengalami hal yang sama.
Pemberlakuan metode terapi kesehatan dengan cara disetrum dilakukan oleh pihak sekolah di kota Malang, Jawa Timur.(Kompas TV)
Sumber : kompas.com